KORANBOGOR.com,BALI-lubang runtuhan raksasa yang terjadi di Banjar Cebok, Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Bali, mendapat sorotan media asing, Coconut.co.
Media online yang berbasis di Hong Kong itu memberitakan bencana sinkhole di kawasan pariwisata, Gianyar, Bali itu.
Sinkhole muncul pada Senin (11/9) lalu, menyisakan lubang menganga selebar lebih dari 30 meter dengan kedalaman 70 meter.
Senin malam pukul 23.00 WITA, jalan tersebut ambruk seluruhnya sehingga akses terhenti total. Sinkhole tersebut menyebabkan terganggunya akses jalur menuju kawasan wisata Tampaksiring, Gianyar.
Jalur tersebut sekaligus jadi penghubung masyarakat setempat, menghubungkan ke kawasan ekonomi, pariwisata, pendidikan dan pemerintahan.
Berikut Identitasnya Sinkhole tidak hanya tidak hanya terjadi di badan jalan. Pasalnya, tanah di sekitar lokasi sinkhole ikut ambruk, merusak jaringan irigasi.
Warga setempat terpaksa melakukan pengalihan aliran air untuk mencegah erosi lebih lanjut.
Coconut mengutip pernyataan Kepala Dusun Banjar Cebok, Desa Kedisan, Kadek Juniantara untuk memperkuat sinkhole yang terjadi kali pertama di Gianyar, Bali itu.
Menurut Juniantara, bencana terjadi secara perlahan, dari kecil berangsur-angsur melebar hingga terjadi keruntuhan total.
Pemerintah desa segera mengambil tindakan, menutup jalan sementara waktu, terutama dari lalu lalang kendaraan berukuran besar, untuk mencegah timbulnya korban jiwa.
Langkah ini diambil karena jalur itu berfungsi sebagai jalan wisata sekaligus jalan pintas masyarakat setempat.
“Pembatas telah dipasang dan ditegakkan,” ujar Kadek Juniantara. Kepala Dusun Kedisan Kelod Komang Mahardika berharap ke depan, pemerintah bisa merealisasikan pembangunan jalan baru.
Komang Mahardika mengatakan pihaknya telah melakukan pendekatan kepada 13 petani di kawasan tersebut, dan mereka sepakat untuk memperbolehkan lahannya dijadikan jalan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar Ida Bagus Suamba menyatakan, pihaknya dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Gianyar telah mengunjungi lokasi kejadian ambruknya jalan tersebut. Berdasarkan keterangan warga sekitar, jalan tersebut mulai ambles pada Desember 2021 akibat kondisi cuaca ekstrem.
“Ini masih dalam penyelidikan PUPR. Berdasarkan kajian yang dilakukan, perkiraan biaya perbaikan dan pembangunan jembatan bisa mencapai Rp 40 miliar,” tuturnya. (Red)