KORANBOGOR.com,JAKARTA-Sejumlah mantan aktivis yang tergabung dalam Gerak ’98 mendukung Ganjar Pranowo jadi calon presiden (capres) di Pemilu 2024. Mereka menilai politikus PDIP itu adalah jawaban bagi tantangan yang dihadapi bangsa di masa yang akan datang.
“Setelah beberapa pertemuan maraton dan juga focus group discussion (FGD), semua bersepakat untuk berhimpun ke dalam Gerak ’98 dan menyatakan sikap mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden RI,” kata juru bicara (jubir) Gerak ’98 Mixil Munir di Jakarta, Jumat (13/10).Â
Gerak ’98 dibentuk oleh eks anggota organisasi-organisasi mahasiswa yang ikut menjatuhkan Rezim Orde Baru pada 1998, seperti Forkot, FKSMJ, Frontjak, FAMRED, GEMPUR, Front Kota, FPPHR, GEMA IPB, KB UI.
Selain Mixil, Gerak ’98 memiliki jubir Dadi Palgunadi, Lukman (FAMRED), Rahayu Setiawan (GEMA IPB), Lambok (Frontkot), serta Ignatius Indro (FAMRED), Parto (Front Kota) dan lainnya.
Menurut Mixil, Ganjar memiliki banyak prestasi selama menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Di antaranya, mampu menurunkan jumlah angka kemiskinan tertinggi di Indonesia, lalu provinsi paling transparan, dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja melalui UMKM.
“Kemudian heterospace, berhasil menurunkan angka stunting, kesehatan ibu dan anak, pemerataan ekonomi berbasis pembangunan desa dan link and match dunia pendidikan dan industri melalui SMA/SMKA boarding school yakni SMK Negeri Berasrama Gratis bagi warga miskin,” papar Ignatius Indro.
Selain itu, menurut Gerak ’98, Ganjar adalah sosok yang lahir dari rahim proses politik, ditempa, dibentuk dengan nilai-nilai ideologis kerakyatan.
Ia juga terlibat dalam advokasi perjuangan rakyat semasa kuliah dengan membela petani Kedung Ombo dari penggusuran rezim Orde Baru, serta merupakan kader Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI).
“Hasilnya adalah pemimpin yang selaras antara teori dan praktik, bukan jago kata-kata,” tandas Indro.
Gerak ’98 menilai, periode 2024-2034 adalah tahun vivere pericoloso atau tahun genting, yang artinya apakah arah laju perkembangan masyarakat Indonesia dapat berada di rute yang semestinya, berjalan ke arah lebih baik.Â
Namun, bisa juga malah sebaliknya, terhambat oleh anak sebangsa sendiri dan pihak luar yang berniat menggagalkan tujuan Indonesia Emas 2045.
“Dan tahun 2024 merupakan momentum genting, pergantian pimpinan republik presiden dan wakil presiden baru.
Salah memilih, menyerahkan mandat republik. Maka konsekuensi logis yang diterima adalah proses pembangunan akan terhenti, mundur dan gagal,” tutur Dadi Palgunadi.
Visi Indonesia Emas 2045 bisa tercapai, kata dia, hanya apabila RI memiliki pemimpin dengan political will yang kuat, bersih, memiliki rekam jejak yang terhindar dari elite kroni Orde Baru.
Selain itu pemimpin harus gerak cepat, gesit, sehat, toleran, inklusif, dan mampu bekerja.
“Berinisiatif, kreatif, lahir dari rakyat serta selaras pikiran, perkataan dan perbuatan (integritas),” kata Parto. Gerak ’98 juga menyoroti perilaku mirip rezim Orde Baru yang masih bertahan sampai saat ini.
Antara lain, pengerahan sumber daya untuk mempertahankan status quo, cawe-cawe dalam pemilu dengan bingkai populisme. Ini dilakukan tanpa asas ideologis serta menabrak etika politik.
“Menyajikan politik instan, mengesampingkan proses politik. Hasilnya adalah politik gimmick asalkan mendapatkan trending public, pandai berkata-kata, kering tawaran strategis, serta nol besar dalam kerja untuk memajukan Indonesia,” kata Lukman.
“Di sektor ekonomi. Pemberian otonomi dengan harapan akan menumbuhkan pemerataan pembangunan ternyata tidak mengalami perubahan yang memuaskan.
Pusat ekonomi 55,56% terpusat di Jawa. Tingkat kemiskinan meski mengalami tren penurunan. Namun, angka ketimpangan justru meningkat,” imbuhnya.
Setelah ini, Gerak ’98 berencana mengadakan deklarasi dukungan mereka terhadap Ganjar di Gedung Joang ’45, Jakarta pada 17 Oktober 2023.
Mereka pun menyerukan agar mantan aktivis ’98, organisasi masyarakat prodemokrasi, dan seluruh lapisan masyarakat untuk turut mendukung Ganjar.
“Kami juga menolak capres pelanggar HAM dan politik identitas,” tandas Mixil.