KORANBOGOR.com-Menguatkan profil kepemimpinan para aktivis mahasiswa dalam menjawab beragam persoalan agar mampu memimpin diri sendiri sekaligus memimpin banyak orang,mengembangkan kompetensi, memiliki ‘growth mindset’, serta tidak mudah gamang dala
menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di masa depan. Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) menghelat Cross Activist Coaching series 1 yang dilaksanakan secara luring di 13 wilayah dan 15 kampus program pada 23 – 26 Mei 2024.
Program pembinaan bertajuk, “New Experiences, New Knowledger”, di hadirkan oleh 13 Mentor Expert sekaligus Manager Wilayah dari berbagai kluster profesi.
Tantangan era digital saat ini mengharuskan generasi sekarang yaitu gen Z, mereka harus mampu memahami serta menguasai beragam banyak hal.
Khususnya, bagaimana anak-anak muda masa kini mampu bertahan hidup dengan menyiapkan strategi dan memiliki kompetensi berfikir yang kritis dan kreatif serta menguasai literasi digital dan literasi teknologi.
Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Manager Wilayah yang telah melakukan kunjungan ke salah satu wilayah program, Bali.
“Masing-masing penerima manfaat memiliki permasalahan yang unik dan berbeda, mulai dari kegalauan mereka dalam menyelesaikan studi, bingung mempersiapkan dunia kerja pasca kampus, dan kendala mendapatkan jaringan
dalam mengembangan leadership project, terlebih mereka berada di tengah masyarakat yang minoritas muslim” ujar Kaslam yang juga merupakan Dosen Universitas Islam Negeri Aulauddin Makassar.
Terkait persoalan yang dirasakan penerima manfaat, Manager Wilayah memotivasi dan memberikan penguatan dalam menghadapi tantangan masa depan, peluang-peluang yang bisa diraih selagi status sebagai mahasiswa, gambaran dunia kerja yang akan dihadapi, dan skill yang perlu dipersiapkan dari sekarang.
Manager Wilayah juga berbagai cerita dan pengalaman selama menjadi mahasiswa menuju dunia pasca kampus sampai lika liku perjalanan kesibukaan profesi yang sedang ditekuni.
Menanggapi kegiatan pembinaan ini, Diva Maharani Putri, salah satu penerima manfaat BAKTI NUSA Angkatan 13 Wilayah Malang, sekaligus mahasiswi Universitas Brawijaya mengaku sangat berkesan dan turut berkomentar,
“Saya belajar banyak hal terkait materi kepemimpinan, Self Improvment dan juga kesadaran sosial.
Dari berbagai materi tersebut,saya menyadari bahwasannya menjadi aktivis tidak hanya berhenti ketika kita telah meninggalkan label mahasiswa, tapi menjadi aktivis adalah amanah yang tetap berlanjut bahkan ketika kita telah memiliki identitas baru dimasyarakat kelak,” ungkap perempuanyang akrab disapa Diva.
Berbeda halnya dengan pengalaman yang dirasakan oleh Danya Putri Alifa, Penerima Manfaat BAKTI NUSA Angkatan 13 Wilayah Surabaya mengatakan,
“Selama proses Cross Activist Coaching kemarin bersama Kak Falasifah, Manajer Wilayah Semarang, pengalaman tersebut terasa sebagai perjalanan yang menggali kekayaan pengetahuan dan inspirasi.
Dari sudut pandang yang dimiliki oleh manajer wilayah, saya diberikan wawasan yang mendalam mengenai berbagai aspek bisnis dan akademik, yang juga disertai dengan pemahaman yang lebih dalam tentang interkoneksi di antara keduanya.
Selain itu, kami membahas peluang- peluang baru yang membuka pintu bagi perluasan jaringan saya di kedua ranah tersebut, yang berpotensi mengubah arah perkembangan karir saya.
Diskusi tentang proyek kepemimpinan yang sedang dilaksanakan oleh manajer wilayah tidak hanya memberikan gagasan-gagasan baru, tetapi juga memberi dorongan bagi saya untuk mengimplementasikan konsep kepemimpinan tersebut dalam konteks praktis sehari-hari.
Dengan tambahan informasi mengenai persiapan karir yang disampaikan, saya merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan dan mencapai kesuksesan di masa yang akan datang”.
Fitriawati, Koordinator Pembinaan BAKTI NUSA, berharap kegiatan ini dapat
memperluas koneksi dan menambah kompetensi dari para penerima manfaat BAKTI NUSA.
“Harapannya melalui program Cross Activist Coaching ini, selain menjalankan kehidupan sebagai aktivis, penerima manfaat perlu memiliki kesadaran tidak hanya bertanggung jawab untuk selesai dengan masalah sendiri tetapi juga berupaya untuk menyelesaikan permasalahan umat.
Dan juga terbangun koneksi dan kolaborasi antara penerima manfaat dengan manajer wilayah lintas program dalam konteks implementasi leadership project.”