Foto: Kapendam I BB Kolonel Dody Yudha.
KORANBOGOR.com,MEDAN-Kapendam I Bukit Barisan Kolonel Dody Yudha angkat bicara soal insiden penyerangan hingga menewaskan seorang warga sipil di Desa Cinta Adil, Kecamatan Biru-Biru,Deli Serdang,yang diduga dilakukan oleh anggota TNI.
Dody mengungkapkan bahwa ada sekitar 33 oknum anggota TNI yang diduga terlibat dalam peristiwa tersebut.
“Yang diduga oknum terkonfirmasi ada 33 orang,” kata Dody saat konferensi pers di Medan, Minggu (10/11/2024).
Dody mengatakan seluruh oknum prajurit itu sudah dilakukan pemeriksaan lanjutan. Mereka diperiksa di Pomdam I Bukit Barisan.
“Oknum pelaku yang sudah terkonfirmasi diduga terlibat sudah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di Pomdam 1 bukit barisan,” ujarnya.
Dody mengaku saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut. Kemudian, telah melakukan pertemuan dengan keluarga korban dan masyarakat untuk mediasi.
“Sekarang kita masih masa penyelidikan terjadinya perkelahian dengan masyarakat. Jadi sudah ada langkah-langkah yang dilakukan oleh Kodam dari pihak Pangdam sudah melakukan mediasi pada pihak korban dan keluarga masyarakat di Makoyon Armed 2/KS,” ujarnya.
Selanjutnya, Dody juga menyebutkan bahwa 8 orang korban sudah dipindahkan ke Rumah Sakit Putri Hijau untuk tindakan medis yang intensif. Dody menyebut Pangdam telah bertemu dengan keluarga korban di RS tersebut.
“8 orang korban masyarakat yang dirawat di RS Sembiring telah dievakuasi atau dipindahkan ke Rumkit Putri Hijau (RSPH) untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih intensif,” kata Dody.
“Pangdam I/BB telah bertemu dengan keluarga korban baik korban yang meninggal maupun yang dirawat di Rumkit Putri Hijau (RSPH) Medan,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, warga di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), diduga diserang ratusan orang hingga membuat seorang warga bernama Raden Barus (60) tewas.
Warga menyebut bahwa yang melakukan penyerangan itu adalah anggota TNI.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (8/11) sekira pukul 23.00 WIB. Selain korban tewas, ada belasan orang lainnya yang mengalami luka-luka. Polisi militer juga telah menuju lokasi kejadian untuk olah TKP.
Seorang warga bernama Rofikar Tarigan (18) mengaku turut menjadi korban penyerangan itu. Dia menyebut awalnya keluar rumah untuk membeli rokok.
Lalu, dia melihat segerombolan orang masuk ke perkampungan tersebut. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk lari ke rumah neneknya yang berada di desa tersebut.
“Aku keluar dari rumah, mau beli rokok, nampak saya keramaian masuk ke kampung, saya lari ke rumah nenek,” kata Rofikar, Sabtu (9/11).