KORANBOGOT.com,JAKARTA-Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri melaksanakan deklarasi pembubaran Jemaah Islamiyah (JI) dan ikrar setia mantan Anggota JI kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (BKRI) dalam upaya memperkokoh nilai-nilai ideologi Pancasila, Demokrasi, dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Kepala BNPT Komjen Eddy Hartono menegaskan pentingnya pendampingan yang berkelanjutan bagi para mantan anggota JI.
“Kami akan memberikan suatu arahan pelatihan, pendampingan terhadap kegiatan seperti wawasan kebangsaan, kemudian kewirausahaan dan hal-hal yang lain. Sehingga teman-teman dari eks Jamaah Islamiyah ini bisa hidup rukun, harmoni di tengah-tengah masyarakat yang majemuk,” kata Eddy Hartono di Convention Hall Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (21/12).
Eddy menekankan, momentum itu merupakan tonggak penting menuju Indonesia Emas 2045. Sekaligus menjadi akhir dari rangkaian 45 kegiatan serupa yang telah dilaksanakan di berbagai wilayah Indonesia.
“Ke depan ini menuju Indonesia Emas, Indonesia yang lebih baik. Ini rangkaian sudah 45 kegiatan di seluruh Indonesia dan memang kebetulan ada di Solo. Sehingga ini menjadi momen yang bersejarah buat kita,” ucap Eddy.
Sementara, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan apresiasi kepada BNPT, Densus 88, dan para pihak yang terlibat.
“Apresiasi yang setinggi-tingginya kepada kerja keras kita, terutama dari BNPT, Densus kolaborasi yang sangat luar biasa dengan seluruh Jamaah Islamiyah yang telah bekerja keras hampir 45 kali melaksanakan kegiatan pertemuan dan saat itu muncul kesepakatan dan ikrar bersama untuk sama-sama kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucap Sigit.
Sigit juga menekankan pentingnya pendekatan soft approach dalam program deradikalisasi.
“Ini adalah buah dari pendekatan soft approach dan tentunya kita sudah memiliki komitmen untuk bersama-sama menjaga, bergabung, dan memperkuat NKRI,” pungkasnya.