KORANBOGOR.com,JAKARTA-Pakar Hukum Tata Negara, Bivitri Susanti mempersoalkan perlakuan khusus pada pejabat di jalan raya. Ia menanyakan kenapa pejabat diistimewakan.
“Kenapa pejabat mesti diistimewakan?” kata Bivitri dikutip dari unggahannya di Instagram, Minggu (12/1/2025).
Fenomena itu, kata dia, tidak hanya di jalan, tetapi juga dalam acara nikahan dan acara resmi.
“Kalau pembukaan acara, harus menunggu pejabat datang,” ujarnya.
Dalihnya, kata Bivitri, hal tersebut karena protokolernya memang demikian. Namun menurutnya, protokoler itu mesti dikritisi.
“Katanya protokolernya memang begitu. Tapi kritis sedikitlah, tanya kenapa?” ucapnya.
Ia menilai hal tersebut sebagai bentuk feodalisme.
“Itulah bentuk feodalisme. Ketika orang diberi nilai karena status dan kekayaannya,” pungkasnya.
Kini, ia mengatakan orang-orang berlomba untuk dianggap lebih tinggi. Bahkan yang tak punya jabatan.
“Semua orang sama. Juga yang tak punya jabatan tapi “dianggap” pintar juga tak perlu dianggap lebih tinggi,” imbunya.
Itu, menurutnya karena feodalisme.
“Karena feodalisme membutuhkan penanda, maka kepintaran juga ditandai dengan gelar akademik,” terangnya.
Feodalisme itu menurut Bivitri merusak semua sistem. Ia pun menyerukan perlawanan.
“Lawan dong. Tolak penundukan berdasarkan status,” tandasnya.