KORANBOGOR.com,JAKARTA-PDI Perjuangan mengecam terjadinya tindak kekerasan dan penyiksaan yang dilakukan oknum TNI terhadap sukarelawan Ganjar-Mahfud di Boyolali Jawa Tengah. “Kami protes keras atas tindakan oknum TNI tersebut.
Para oknum TNI tersebut bertindak seperti itu diduga karena ada elemen-elemen di dalam TNI yang jadi simpatisan Pak Prabowo karena sama-sama berlatar belakang militer.
Padahal Prabowo sudah diberhentikan dari TNI,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangannya, Minggu (31/12).
Hasto mengaku dalam diskusi dengan salah satu tokoh HAM ada dugaan akar kekerasan oleh oknum TNI tersebut diduga berawal dari kerancuan Prabowo Subianto sebagai Menhan dan sebagai Capres.
Menurut dia,tercipta kesan adanya emotional bonding di kalangan oknum TNI tertentu dengan Prabowo.
“Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya tanggapan Pak Prabowo yang mengutuk aksi kekerasan tersebut,” jelas Hasto.
Namun apa pun logikanya, lanjut Hasto, PDI Perjuangan meminta Panglima TNI secepatnya menindak oknum tersebut agar tidak mencederai netralitas angkatan bersenjara.
“Nama baik TNI, juga Polri, dan aparatur negara lainnya, jangan dikorbankan dengan aksi oknum-oknumnya. Karena itulah Panglima TNI dan Kapolri harus menegaskan kembali netralitas itu.
Sebab struktur TNI/Polri itu komando. Jika pucuk tertinggi netral dan ditegakkan dengan penuh disiplin, maka yang di bawah juga akan taat dan berdisiplin,” jelas Hasto.
Hasto menambahkan PDI Perjuangan percaya bahwa TNI dan Polri akan menempatkan kepentingan rakyat, bangsa dan negara di atas segalanya.
“Nama baik TNI/Polri itu sangat baik karena sejarahnya menjaga NKRI. Sikap partisan sebagaimana terjadi di Boyolali bisa merusak nama baik itu sehingga harus ditindak tegas,” kata dia.
Hasto menegaskan muruah TNI dan Polri serta aparatur negara lainnya kini sedang dipertaruhkan di depan mata 270 juta lebih rakyat Indonesia.
“Jangan sampai karena ulah segelintir oknum dengan ambisi pribadi merusak nama baik lembaga TNI sebagai penjaga kedaulatan negara dan Polri sebagai garda terdepan penjaga keamanan dan penegak hukum di Republik Indonesia,” jelas Hasto.