KORANBOGOR.com,JAKARTA-Survei terbaru yang dilakukan oleh CSA Research menunjukkan bahwa 76% dari pembeli online cenderung membeli produk dengan informasi yang disajikan dalam bahasa mereka sendiri,sedangkan 75% lainnya mengatakan bahwa mereka cenderung membeli produk dari brand yang menyediakan layanan pelanggan dalam bahasa asli mereka.
Survei tersebut juga menemukan bahwa lokalisasi penyesuaian konten dengan bahasa dan konteks masyarakat lokal – halaman situs dan informasi produk dapat meningkatkan kualitas pengalaman pelanggan dan membangun ikatan pelanggan dengan brand tersebut.
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, merupakan tulang punggung perekonomian domestik di berbagai negara berkat peran pentingnya dalam menggerakkan pasar dalam negeri.
Di Indonesia, terdapat setidaknya 64 juta UMKM atau setara dengan 90% dari total jumlah UMKM di ASEAN. Usaha-usaha kecil ini pun memiliki dampak yang cukup signifikan.
Mereka berkontribusi hingga 61% dari total PDB Indonesia, sehingga tak perlu diragukan lagi peran penting UMKM dalam perekonomian nasional. Salah satu tantangan utama bagi pelaku UMKM untuk dapat berekspansi ke pasar global adalah perbedaan bahasa.
David Parry-Jones Chief Revenue Officer DeepL, mengatakan, dimana letak perbedaan antara menerjemahkan dan melokalisasi sebuah konten?
Menerjemahkan berarti mengubah teks atau pesan yang disampaikan oleh sebuah bisnis ke dalam bahasa lain.
Namun, lokalisasi melibatkan proses yang lebih dari sekedar mengubah bahasa, di mana lokalisasi berarti mengambil konten yang telah diterjemahkan dan menyesuaikannya dengan preferensi, harapan, dan kearifan lokal.
David, menbambahkan UMKM memerlukan perangkat yang akurat untuk memulai proses lokalisasi mereka dan memperoleh kesesuaian dengan nuansa lokal. Salah satu teknologi yang dapat membantu UMKM memulai proses ini adalah perangkat penerjemahan berbasis AI.
Perangkat ini melibatkan machine-learning otomatis yang memberikan hasil terjemahan yang akurat secara instan. Berkat kecepatan dan akurasinya, perangkat penerjemahan berbasis AI sangat tepat digunakan dalam proses lokalisasi untuk mengoptimalkan alur kerja dan meningkatkan efisiensi.Â
DeepL sendiri telah berada di garis terdepan dalam revolusi AI terkini melalui eksperimen pada beragam model bahasa sejak 2017 dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya—dan dari penelitian ini,
DeepL Translator pun lahir. Kini, sistem penerjemahan berbasis AI milik DeepL dianggap sebagai perangkat penerjemah paling akurat di dunia.
DeepL memberikan solusi unik untuk masalah ini melalui DeepL Translator yang memberikan hasil terjemahan instan.
Perangkat ini juga memperlancar alur kerja dan meningkatkan efisiensi, sebab mudah diintegrasikan ke dalam proses lokalisasi tingkat lanjut.Perangkat penerjemah berbasis AI seperti DeepL dapat membantu mengatasi hambatan finansial UMKM untuk mencapai pasar global dengan cepat dan mudah sehingga menjadi solusi yang canggih dan efisien bagi bisnis yang memerlukan terjemahan berkualitas tinggi dalam jumlah besar untuk mendukung upaya mereka menembus pasar internasional, ujar David.
Tentang DeepL
DeepL adalah perusahaan AI asal Jerman yang berusaha mengatasi hambatan akibat perbedaan bahasa (language barrier) melalui kecerdasan buatan (artificial intelligence). Sejak tahun 2017, berdasarkan tes yang dilakukan tanpa bias, DeepL Translator telah mencapai kualitas terjemahan terbaik di dunia. DeepL juga menyediakan produk profesional untuk perusahaan, organisasi, dan penerjemah. Kualitas luar biasa dari layanan penerjemahan DeepL didasarkan pada proprietary improvement dalam matematika dan metodologi neural network. DeepL didukung oleh investor-investor ternama di dunia seperti IVP, Benchmark, dan btov. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi DeepL.com.
Tentang David Parry-Jones
David Parry-Jones, Chief Revenue Officer (CRO) DeepL, perusahaan AI yang ingin mentransformasi komunikasi global melalui mesin penerjemah paling akurat di dunia.
Ia membawa pengalaman luas di bidang perangkat lunak perusahaan dan teknologi cloud, serta pengalaman menjabat posisi senior di perusahaan seperti Microsoft, VMware, dan Twilio. Selama lebih dari 20 tahun, David telah memimpin dan membantu perusahaan-perusahaan teknologi global dalam menghadapi perubahan besar.
Ia mengutamakan kemanusiaan dan pelanggan, serta budaya perusahaan dalam pekerjaannya. Dengan fokus pada pembentukan, motivasi, dan retensi tim yang kuat, David mendorong perusahaan untuk menjadi bisnis dengan performa tinggi.
Paryono Nitisuwito
Btari Nadine