KORANBOGOR.COM,JAKARTA-Australia dan Indonesia telah sepakat untuk memajukan kerja sama yang saling menguntungkan dalam bidang manufaktur baterai, pemrosesan mineral penting, dan aspek lain dari ekosistem kendaraan listrik.
Menteri Husic memanfaatkan kunjungannya ke Jakarta untuk menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pembentukan mekanisme kolaborasi EV, dengan Menteri Koordinator Ad Interim Bidang Kemaritiman dan Investasi Erick Thohir.
Berdasarkan pengaturan mekanisme tersebut, kedua negara akan bekerja sama dalam memetakan rantai pasokan kendaraan listrik, melakukan studi ilmiah dan penelitian bersama, serta membina hubungan bisnis-ke-bisnis yang baru.
Mekanisme ini didasarkan pada kesepakatan sebelumnya antara Perdana Menteri Anthony Albanese dan Presiden Joko Widodo untuk memajukan kerja sama dalam ekosistem EV.
Hal ini juga menyusul pengumuman Kemitraan Iklim dan Infrastruktur Australia-Indonesia senilai A$200 juta yang diluncurkan oleh para pemimpin tahun lalu.
Kutipan dari Menteri Industri dan Ilmu Pengetahuan Ed Husic:
“Australia dan Indonesia menyadari potensi luar biasa dari kendaraan listrik dan manufaktur baterai – dan itulah mengapa pengumuman hari ini sangat menarik.
“Dengan berkolaborasi dalam menumbuhkan rantai pasokan energi bersih yang kuat dan beragam, kedua negara dapat memajukan kepentingan ekonomi bersama serta hubungan perdagangan dan investasi.
“Mekanisme ini juga membuka jalan untuk memanfaatkan studi ilmiah dan penelitian bersama, termasuk seputar pemrosesan mineral penting dan pengembangan baterai, serta memfasilitasi kemitraan antar bisnis di kedua negara.”