Capres RI Ganjar Pranowo saat berolahraga pagi di Karawang, Jawa Barat. Ganjar juga mendengarkan keluhan dari para ibu-ibu. Foto: Tim Media GP.
KORANBOGOR.com,KARAWANG-Icha,seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Karawang,Jawa Barat,tak kuasa menahan tangisnya saat mencurahkan isi hati kepada Calon Presiden RI nomor urut 3 di Pilpres 2024 Ganjar Pranowo.
Peristiwa ini terjadi ketika Ganjar sedang berolahraga pagi sembari menyapa warga di Kampung Bugel,Desa Purwadana,Kecamatan Telukjambe,Karawang, Jabar,Jumat (15/12).Ganjar saat berolahraga itu bertemu dengan banyak warga setempat.
Saat bertemu dengan sekelompok ibu-ibu, Ganjar pun didatangi Icha yang mencurahkan isi hatinya. Icha menceritakan soal sulitnya mencari pekerjaan.
Sembari menyeka air mata, Icha mengeluh karena harus membayar Rp 5 juta supaya bisa diterima bekerja.
“Untuk kerja di sini sulit, pak,” kata Icha sambil berusaha menahan tangis. Dengan mata berkaca-kaca,Icha mengungkapkan dirinya terpaksa harus membayar Rp 5 juta kepada ‘orang dalam’ jika dirinya ingin mendapatkan pekerjaan.
“Harus pakai sogokan Rp 5 juta kepada (oknum) yayasan. Kami cari kerja dipersulit sampai hari ini,” ungkapnya.
Pengalaman pahit itu dialami suaminya saat hendak melamar kerja menjadi petugas keamanan di sebuah perusahaan. Hingga akhirnya, dia dan suaminya harus menelan kekecewaan karena tidak mampu membayar permintaan oknum tersebut.
“Uang Rp 5 juta dari mana, buat makan saja susah,” imbuhnya. Usai mencurahkan hatinya, Icha berharap Ganjar mampu menyelesaikan persoalan pungutan liar yang menjerat masyarakat kecil.
“Harapannya Pak Ganjar bisa menyelesaikan, karena kami butuh kerja,” tuturnya.
Keluhan yang sama juga disampaikan Eli, warga Kampung Bugel yang lain.
Di hadapan Ganjar,Eli menceritakan dua anaknya yang lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kesulitan mencari kerja.
Dia diminta penyalur tenaga kerja untuk membayar Rp 5 juta hingga Rp 8 juta jika ingin anaknya diterima kerja. “Kalau mau kerja harus bayar dahulu dari Rp 5 juta sampai Rp 8 juta.
Tolong, ya, pak, anak saya agar bisa kerja,” ucapnya. Menanggapi curhatan tersebut, Ganjar Pranowo mengaku sering mendapatkan keluhan soal sulitnya mendapatkan pekerjaan.
Dia juga mendengar masih banyak terjadi praktik pungli oleh oknum yang memanfaatkan situasi di tengah sulitnya mencari pekerjaan.
“Dari kemarin banyak dan sering terdengar soal lapangan kerja dan kalau mau kerja ada pungli Rp 5 juta sampai Rp 8 juta,” terangnya. Diduga, pelaku pungli dilakukan oleh pihak ketiga yakni penyalur tenaga kerja.
Menurutnya, praktik pungl semacam itu harus segera dibereskan supaya tidak menyengsarakan masyarakat.
“Ini yang harus kita bereskan. Dan kemudahan kerja bisa menghubungkan sekolah dengan industri.
Selain itu juga memberikan kesempatan mereka untuk membuka usaha dengan pelatihan dan akses permodalan,” pungkas Ganjar Pranowo