KORANBOGOR.com,JAKARTA-Upaya intimidasi oleh pemerintah kepada civitas akademika di berbagai Oerguruan Tinggi maupun organisasi masyarakat sipil dikritik. Pemerintah diingatkan soal kebebasan berpendapat dalam iklim demokrasi.
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mengecam keras upaya intimidasi terhadap perguruan tinggi. Ini mengkhawatirkan dan bisa jadi praktik penghancuran demokrasi,” kata Ketua Umum YLBHI Muhamad Isnur kepada wartawan, Selasa (6/2).
Isnur mengatakan Kritik  yang disampaikan civitas akademika memiliki substansi. Mereka menyoroti sikap Jokowi yang kian terlihat jelas berpihak dan berkampanye untuk salah satu pasangan calon dalam Pilpres 2024.
“Jokowi menyalahgunakan kewenangan dan fasilitas negara. Kami mencatat intimidasi terus terjadi dan intensitasnya semakin meningkat,” ujar dia.
Isnur mencontohkan dugaan mobilisasi aparat kepolisian untuk mendatangi para dosen dan rektor kampus. Modusnya ialah mewawancarai mereka untuk mendapatkan tanggapan positif terkait rekam jejak Jokowi selama berkuasa.
“Selain itu terdapat intimidasi pesan yang diterima Guru Besar Universitas Indonesia, Harkristuti Harkrisnowo, lewat pesan WhatsApp dari seseorang berseragam yang mengaku alumni UI,” ucap dia.
Isnur menyebut bukti teranyar, yakni saat Forum Masyarakat Pemuda Mahasiswa Indonesia Timur Cinta NKRI melakukan aksi massa di depan kantor YLBHI dan KontraS pada Senin (5/2). Dalam poster aksinya, massa menuduh YLBHI dan KontraS hendak menghancurkan negara.
“Kami menghormati penyampaian pendapat di muka umum, tetapi kami melihat ini ada rangkaian yang sama dengan serangan dan intimidasi terhadap konsolidasi mahasiswa,” jelas dia.
Menurut Isnur, upaya itu bentuk membangun stigma dan mendiskreditkan kerja-kerja masyarakat sipil, terutama dalam membangun prinsip tata negara yang baik lantaran perlu diawasi gerakan sosial