KORANBOGOR.com,JAKARTA-Roy Suryo angkat bicara soal Sistem Informasi Rekapitulasi atau Sirekap KPU yang karut-marut.
Pemerhati telematika (interdisipliner yang menggabungkan sistem jaringan komunikasi, teknologi transportasi, dan teknologi informasi) itu menyebut, Sirekap KPU menimbulkan banyak permasalahan.
Roy menyebut Sirekap KPU punya kelebihan dalam artian sarkastis, yaitu lebih tidak akurat dan lebih berbahaya.
“Sistem OCR (Optical Character Recognition) dan OMR (Optical Mark Reader) yang digunakan pada Sirekap KPU failed, meski puluhan kampus sukses menggunakannya semenjak beberapa belas tahun silam,” katanya dalam tulisan opini terbuka yang masuk ke dapur redaksi, Senin (19/2) malam.
Bukan hanya salah baca angka 1 menjadi 7 atau 4 terjadi di Sirekap KPU, tetapi juga muncul automatically algoritm mulai dari puluhan, ratusan hingga ribuan di kolom paslon tertentu.
“Kalau cuma di satu atau dua tempat masih bisa diberi toleransi, tetapi berbagai laporan fakta menunjukkan hal tersebut mengarah ke sifat TSM (terstruktur, sistematis, dan masif),” tutur pria bergelar Kanjeng Raden Mas Tumenggung ini.
Dia menjelaskan, sistem OCR/OMR ditemukan konsepnya semenjak 110 tahun silam, ketika fisikawan Jerman Emanuel Goldberg merintis penggunaannya untuk telegraph.
“Sehingga kalau sekarang, di 2024 ini terjadi eror di Sirekap KPU, itu jelas-jelas menunjukkan kelebihannya, yakni lebih tidak akurat,” katanya.
Roy lalu juga mengungkap seputar server.
Menpora 2013-2014 itu menuturkan, meski UU Perlindungan Data Pribadi sudah disahkan pada 2022, dan di dalamnya mensyaratkan penempatan lokasi server data krusial atau objek vital negara berada di dalam negeri, tetapi Sirekap KPU terbukti secara teknis bahwa alamat IP-Address 170.33.13.55 yang digunakannya menunjuk kepada Alibaba.com Singapore e-commerce Limited.
Roy mengungkap, pada alamat itu tercantum nama Aliyun Cimputing Co.Ltd yang berlokasi tidak di Indonesia, tetapi di Singapura
“Beberapa rekan pakar digital juga menemukan koneksi server Sirekap KPU ini dengan lokasi server di China bahkan Prancis,” tuturnya.
Menurut Roy, hal itu menunjukkan bahwa Sirekap KPU telah dengan sangat terbuka mempertaruhkan sisi keamanan dan data masyarakat pada tingkat yang mengkhawatirkan, karena server Alibaba.com adalah server komersial yang juga digunakan oleh berbagai data penyewa lainnya dari banyak negara.
“Potensi kebocoran data atau kemacetan jaringan menjadi sangat rawan terbuka. Ini layak disebut sebagai kelebihan, yakni lebih berbahaya,” ujar Roy.