Hamas leader Ismail Haniyeh. (Photo from X)
KORANBOGOR.com-Salah satu pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas terbunuh dalam serangan udara setelah menghadiri pelantikan presiden baru Iran di Teheran, Iran. Kabar ini dikonfirmasi Garda Revolusi Iran pada Rabu (31/7/2024).
Terbunuhnya Haniyeh disebut sebagai salah satu balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang menewaskan 1.200 orang.
Israel bahkan bersumpah membunuh Haniyeh dan para pemimpin Hamas lainnya setelah peristiwa Oktober tersebut. Lantas, siapakah Ismail Haniyeh? Berikut profilnya.
Haniyeh lahir di kamp pengungsian Al-Shati, Gaza pada 29 Januari 1963. Walaupun besar di pengungsian, Haniyeh tetap mengenyam pendidikan di sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dia menyelesaikan gelar sastra Arabnya di Universitas Islam Gaza pada 1987.
Ketika berkuliah, Haniyeh mulai terlibat dengan kelompok Hamas.Dia pun ikut aksi protes pada intifada pertama dan dijatuhi hukuman penjara selama tiga tahun oleh pengadilan militer Israel. Pada 1997, dia ditunjuk sebagai kepala kantor Hamas setelah Israel membebaskan Ahmed Yassin sang pendiri Hamas.
Terpilih Sebagai Pimpinan Hamas
Pada 1997, dia ditunjuk sebagai kepala kantor Hamas setelah Israel membebaskan Ahmed Yassin sang pendiri Hamas.
Sebelum menjadi pemimpin Hamas, Haniyeh pernah memenangkan pemilihan legislatif yang menjadikannya sebagai perdana menteri Otoritas Palestina.
Namun, hanya selang setahun ia diberhentikan dari jabatannya oleh Presiden Mahmoud Abbas akibat konflik politik antara Fatah dan Hamas.
Pada 2016, Haniyeh menggantikan Khaled Mashaal dalam pemilihan umum sebagai pimpinan utama Hamas. Sebagai figur tertinggi dalam kelompok Hamas, dia diketahui berada di luar Gaza untuk menghindari serangan Israel.