KORANBOGOR.com,JAKARTA-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan Indonesia memperjuangkan prinsip kesetaraan dalam negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat. Saat ini, tarif yang dikenakan AS untuk produk-produk asal Indonesia mencapai 32%.
Dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (28/4/2025), Airlangga menyampaikan, Indonesia menginginkan adanya prinsip resiprokal atau timbal balik dalam hubungan dagang kedua negara.
“Artinya, untuk komoditas-komoditas utama Indonesia yang diekspor ke Amerika, kita minta agar tarif kita setara dengan negara lain, seperti Vietnam atau Bangladesh, agar level playing field kita sejajar,” kata Airlangga.
Untuk memperjuangkan hal tersebut, Airlangga menyebutkan telah melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat tinggi AS, seperti US Trade Representative, Secretary of Commerce, Secretary of Treasury, hingga Direktur National Economic Council.
Selain itu, dia juga menemui asosiasi industri besar dan perusahaan-perusahaan raksasa, seperti Amazon, Boeing, Microsoft, dan Google.
Sebagai upaya memperkuat hubungan dagang, Indonesia menawarkan skema perdagangan yang adil dan berimbang. Misalnya, melalui rencana investasi Indorama sebesar US$ 2 miliar di Louisiana untuk proyek Blue Ammonia, serta pembahasan kerja sama di bidang critical minerals atau mineral kritis.
Selain sektor perdagangan, kerja sama di bidang pendidikan dan sains juga turut dibahas dalam perundingan antara Indonesia dengan AS.
Airlangga mengungkapkan, surat resmi yang dikirim Indonesia pada 7 dan 9 April 2025, mendapat apresiasi positif dari Amerika. Surat tersebut tidak hanya membahas soal tarif, tetapi juga hambatan nontarif serta langkah untuk menyeimbangkan neraca perdagangan antara kedua negara.
Pihak Amerika pun telah menugaskan US Trade Representative untuk melanjutkan perundingan secara intensif dengan Indonesia. Guna menjaga kerahasiaan isi perundingan, kedua negara telah menandatangani non-disclosure agreement (NDA).
“Secara geopolitik, ini membuat Indonesia semakin dianggap penting oleh Amerika,” ungkap Airlangga.
Dalam proses negosiasi, Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan agar Indonesia menawarkan solusi yang win-win dan tidak membedakan perlakuan antara satu negara dengan negara lain.
“Relatif apa yang kita tawarkan adalah apa yang sedang kita lakukan di dalam negeri, terutama deregulasi,” pungkas Airlangga.
Dengan pendekatan ini, Indonesia berharap dapat memperkuat posisinya di pasar global dan menciptakan hubungan perdagangan yang lebih adil dan saling menguntungkan dengan Amerika Serikat.