Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan nilai transaksi masyarakat Indonesia untuk haji dan umrah di Arab Saudi mencapai US$ 8 miliar atau setara dengan Rp 128 triliun
KORANBOGOR.com,JAKARTA-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa transaksi masyarakat Indonesia untuk haji dan umrah di Arab Saudi mencapai US$ 8 miliar atau sekitar Rp 128 triliun. Nilai ini menunjukkan peluang ekonomi besar yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha Indonesia di pasar Timur Tengah.
āDengan nilai transaksi haji dan umrah sekitar US$ 8 miliar, ini seharusnya menjadi potensi pasar bagi Indonesia,ā ujar Airlangga dalam Sarasehan Ekonom Islam, Kamis (15/5/2025).
Peluang Bisnis Halal dan Layanan Pendukung
Airlangga menekankan pentingnya menarik kembali sebagian dana tersebut ke Indonesia melalui sektor jasa, seperti katering makanan halal, akomodasi, dan layanan pendukung lainnya yang disediakan oleh pelaku usaha Indonesia di Arab Saudi. āJika kita menyediakan makanan, akomodasi, dan layanan, sebagian dari US$ 8 miliar itu bisa kembali ke Indonesia,ā tambahnya.
Dorong Penggunaan QRIS untuk Transaksi Jemaah
Untuk menjaga devisa tetap dalam ekosistem keuangan nasional, Airlangga mendorong penggunaan QRIS (Quick Response Indonesian Standard) sebagai metode pembayaran bagi jemaah haji dan umrah di Arab Saudi. Ia mencontohkan sistem pembayaran wisatawan China yang tetap menggunakan platform dalam negeri saat bepergian ke luar negeri.
āJika kita terapkan QRIS dengan kerja sama bank sentral Arab Saudi, jemaah bisa membayar menggunakan QRIS, sehingga uangnya kembali ke Indonesia,ā jelas Airlangga. Ia telah membahas ide ini dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo untuk mendorong kerja sama teknis dengan otoritas moneter Arab Saudi.
Nilai Ekonomi dan Spiritual
Sektor haji dan umrah tidak hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga menyimpan potensi ekonomi besar bagi Indonesia. Melalui pengembangan layanan, produk halal, dan inovasi pembayaran digital seperti QRIS, Indonesia dapat memaksimalkan manfaat ekonomi dari aktivitas ibadah ini.