Petenis Prancis Corentin Moutet (bawah) menunggu servis petenis Serbia Novak Djokovic, di lapangan Suzanne-Lenglen, pada pertandingan putaran kedua Prancis Terbuka di Stadion Roland-Garros, Paris, Kamis, 29 Mei 2025. (AP/Lindsey Wasson)
KORANBOGOR.com,PARIS-Turnamen tenis French Open 2025 berlangsung bersamaan dengan sorotan besar lainnya di dunia olahraga: Final Liga Champions UEFA antara Paris Saint-Germain (PSG) dan Inter Milan. PSG, klub asal Paris, kota penyelenggara Grand Slam ini, menambah kemeriahan suasana.
Novak Djokovic, penggemar PSG, secara khusus meminta panitia French Open agar pertandingannya tidak berbenturan dengan final Liga Champions pada Sabtu (31/5/2025) malam waktu setempat.
“Saya pasti akan menontonnya jika tidak bermain di sesi malam. Itu akan menyenangkan,” ujar Djokovic sambil tersenyum.
Namun, permintaannya tidak terkabul. Jadwal resmi yang dirilis Jumat menunjukkan Djokovic akan menghadapi Filip Misolic di Court Philippe-Chatrier pukul 20.15, hanya 45 menit sebelum kick-off laga PSG vs Inter Milan.
Petenis lain lebih beruntung. Arthur Fils, petenis Prancis dan penggemar PSG, awalnya dijadwalkan bermain sore hari, tetapi mundur karena cedera punggung. Direktur turnamen, Amélie Mauresmo, menjelaskan bahwa permintaan penjadwalan dari pemain adalah hal biasa. “Kami berusaha mengakomodasi pemain, penyiar, dan penonton sebisa mungkin, meski tidak ada aturan pasti,” katanya.
Coco Gauff, petenis Amerika, mengungkapkan bahwa pemain berperingkat tinggi cenderung mendapat prioritas. “Jika peringkat Anda lebih tinggi, suara Anda lebih didengar. Saya rasa itu pantas,” ujarnya. Namun, Madison Keys, finalis US Open 2017, menambahkan bahwa keputusan akhir ada di tangan panitia dan penyiar. “Kadang permintaan diabaikan begitu saja,” katanya.
Djokovic sendiri menyadari keterbatasan ini. “Apa pun jadwalnya, saya harus menerima. Tapi saya rasa berhak menyampaikan preferensi,” ujarnya. French Open 2025 tidak hanya tentang tenis, tetapi juga menunjukkan bagaimana dunia olahraga saling bertautan, bahkan di level elite. Para petenis berusaha menyeimbangkan passion mereka untuk tenis dan sepak bola di tengah jadwal yang padat.