KORANBOGOR.com,JAKARTA-Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron bersama istrinya, Brigitte Macron, dan Presiden Prabowo Subianto ke Candi Borobudur pada Kamis, 29 Mei 2025, menuai sorotan warganet Indonesia.
Dalam kunjungan tersebut, terdapat pelanggaran aturan, yaitu Macron melakukan mitos Kunto Bimo dengan menyentuh jari rupang Buddha di dalam stupa, yang kini dilarang, serta rombongan tidak menggunakan sandal khusus bernama Upanat.
Sorotan dari Youth Buddhist Association (YBA) Indonesia
Youth Buddhist Association (YBA) Indonesia melalui akun media sosial X pada Jumat, 30 Juni 2025, menyayangkan kejadian tersebut. “Bukan salah Presiden Macron, Ibu Negara Prancis, atau Letkol Teddy. Mungkin mereka tidak tahu bahwa mitos Kunto Bimo sudah dilarang karena berdampak buruk pada pelestarian Candi Borobudur,” tulis YBA. Mereka mengapresiasi upaya edukasi dari Dr. Hari Setyawan dan tim @konservasiborobudur terkait dampak negatif mitos tersebut. YBA juga menyoroti pelanggaran lain, yaitu rombongan menggunakan sepatu biasa, bukan Upanat, yang wajib dipakai untuk mencegah kerusakan batu candi.
Mengenal Upanat: Sandal Khusus Candi Borobudur
Upanat adalah sandal khusus yang wajib digunakan pengunjung Candi Borobudur sejak Desember 2023, sesuai kebijakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Sandal ini terbuat dari daun pandan, batok kelapa, dan busa ati, dirancang melalui riset sejak Januari 2022 oleh Balai Konservasi Borobudur. Upanat memenuhi standar ketahanan, ergonomi, dan keselarasan visual, serta membantu mencegah korosi batu candi akibat langkah pengunjung.
Sejarah dan Fakta Menarik Upanat
Upanat pertama kali dibuat pada 1997 oleh pengrajin lokal, Pak Basiyo, dan disempurnakan bersama Balai Konservasi Borobudur untuk keamanan saat menaiki tangga dan lantai candi. Desainnya terinspirasi dari relief Karmawibhangga panel 150 di Candi Borobudur, yang menggambarkan persembahan alas kaki kepada Brahmana. Upanat juga mendukung konsep sustainable tourism dan menggerakkan ekonomi kreatif lokal, dengan delapan rumah produksi memenuhi kebutuhan hingga 1.200 pasang per hari, menurut Kemenparekraf pada Februari 2024.
Kunjungan ini menjadi pengingat pentingnya edukasi dan kepatuhan terhadap aturan pelestarian warisan budaya seperti Candi Borobudur.