Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Lili Romli/Repro
KORANBOGOR.com,JAKARTA-Penurunan indeks kebebasan pers di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menjadi perhatian serius. Prof.Lili Romli,Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN),menyatakan keprihatinannya terhadap tren ini dalam webinar Forum Insan Cita bertajuk “Peran Pers dalam Membangun Demokrasi dan Supremasi Sipil” pada Senin malam, 9 Juni 2025.
Berdasarkan data, indeks kebebasan pers Indonesia terus menurun sejak 2022 hingga 2024,dengan angka terbaru pada 2024 hanya mencapai 69,36. “Indeks kebebasan pers di Indonesia ini berdasarkan penelusuran di Google,” ujar Lili.
Ironisnya, posisi Indonesia tertinggal dibandingkan beberapa negara ASEAN seperti Timor Leste,Malaysia,Thailand,dan Filipina.
“Indonesia berada di urutan keempat atau kelima dalam indeks kebebasan pers di kawasan,” tambahnya.
Lili menekankan bahwa kondisi ini merupakan tantangan besar bagi Dewan Pers untuk meningkatkan kualitas dan kebebasan pers nasional.
Ia menggarisbawahi perlunya langkah konkret dari semua pihak untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara dengan pers yang bebas dan independen. “Bagaimana agar indeks kebebasan pers meningkat tinggi, ini tantangan besar,” tutupnya.