KORANBOGOR.com-Setelah merilis single “Kata” pada Januari lalu, Sezairi kembali melanjutkan perjalanan musiknya dengan melepas “Kan Ku Nantikan” pada 20 Juni 2025. Single ini kembali memperdengarkan eksplorasi Sezairi pada tema-tema cinta dalam karyanya. Berbeda dari lagu-lagu sebelumnya, “Kan Ku Nantikan” mengambil perspektif bahwa cinta tak selalu manis, dan hubungan asmara sering kali berjalan tak seindah harapan.
“Betapa sulitnya untuk berkompromi dalam sebuah hubungan, atau untuk bertemu seseorang yang setara dalam hubungan. Aku merasa itu ada hubungannya dengan ego kita. Itu hal yang paling penting, jika kamu tidak menyadari egomu, maka hubungan akan berakhir, hubungan tidak akan berhasil,” ungkap Sezairi tentang ide awal single ini.
Meski lagu ini mencuplik bagian berat dalam hubungan asmara, Sezairi membawa perspektif yang berbeda. Bukan merespons keretakan hubungan dengan marah, menempatkan diri sebagai korban dalam sebuah konflik, atau larut pada energi negatif, tetapi justru dengan menerima kenyataan akan semua yang terjadi. Tak memaksakan hubungan dengan ego dan memanipulasi realita permasalahan yang ada.
“Saat kamu dalam situasi seperti itu, satu hal yang harus kamu lakukan adalah mencintai dirimu sendiri daripada berharap pada seseorang yang tak pasti. Berhenti menyalahkan diri dan mulai peduli pada diri sendiri, menerima kenyataannya. Mungkin itu akan menyakitkan, tetapi kamu harus melalui itu untuk mengetahui nilai-nilai dalam hubunganmu. Mungkin kamu harus merelakannya dan suatu saat kembali lagi atau apa pun itu,” jelas Sezairi.
Sezairi tak butuh waktu lama menyelesaikan “Kan Ku nantikan.” Awalnya, Sezairi mendapatkan ide notasi lagu ini secara spontan saat di kamar kecil. Dia lantas
menyelesaikan seluruh bagian lagu bersama Teddy Adhitya yang menjadi partner menggarap album terbarunya. Menariknya, Sezairi membuat lagu ini seperti sebuah cerita penuh kenangan dengan latar tempat di bawah pohon rambutan. Sesuatu yang terdengar sangat personal, menggambarkan dalam sebuah hubungan kita sering terkait pada lokasi-lokasi yang punya memori kuat dan menjadi saksi bisu perjalanan cinta kita.
“Lirik ‘kan ku nantikan wajahmu di bawah pohon rambutan tempat kita sering bertemu’ seperti sangat sederhana tetapi memiliki metafora dan perasaan yang dalam. Seperti sebuah cerita yang natural,” kata Sezairi.
Lebih dalam lagi Sezairi menggambarkan bahwa rambutan adalah buah yang unik, dengan karakter rasa asam-manis, metafora bagaimana sebuah hubungan memiliki “rasa” yang kompleks. Menggunakan metafora dalam bahasa Indonesia juga membuktikan bagaimana Sezairi sangat dekat dengan akar kulturnya yang berasal dari Indonesia. Meski lahir dan besar di Singapura, Sezairi tetap menjadikan bahasa Indonesia sebagai ekspresi kreatifnya yang organik.
Dari segi aransemen, Sezairi memperdengarkan bassline yang tebal dan dominan di sepanjang lagu. Tempo lagu ini seperti detak jam yang secara semiotika menggambarkan salah satu pihak dalam sebuah hubungan seringkali tak dapat berkompromi dengan waktu dan hubungan yang di ujung tanduk sangat genting tiap detiknya.
Sezairi merekam semua instrumen dalam lagu ini sendiri, terkecuali keyboard. Single ini rencananya akan masuk ke dalam album baru Sezairi yang akan dirilis pada semester kedua 2025. “Kan Ku Nantikan” dapat didengar di seluruh digital streaming platform mulai 20 Juni 2025.
Contact Person:
Media Relations
Aditya Hernanto
Kan Ku Nantikan
Chorus
Kan ku nantikan wajahmu
Di bawah pohon rambutan
Tempat kita sering bertemu
Dan saat kita bersua
Betapa indahnya rasa dihatiku
Sungguh tak ku sangka
Bila kita berpisah
Kau ada cerita dengan
Orang yang bukan diriku
Biarkan saja, biarku tunggu.
Verse 1
Menanti dirimu
Takkan pernah habis waktu
Untuk dengar ceritamu
Namun kau berdusta
Kau sembunyikan yang sesungguhnya
Kau bilang kita berdua
Sudah seharusnya seiya dan sekata
Kau coba lagi yakinkan hati kecilku untuk
Percaya cintamu, hanya kepadaku
Bridge
Haven’t I done enough to make you feel
like you can trust me
Haven’t i said the words
Haven’t i felt the hurt
You constantly remind me
Please remember,
We’ve been here many years
We’ve held each other’s fears
We’ve wiped each other’s tears
With hands that loved each other so much more
Than we will know