KORANBOGOR.com,JAKARTA-Kelompok yang dikenal sebagai “Geng Solo”, kumpulan orang-orang dekat dengan lingkaran Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), kembali menjadi sorotan. Mereka dituding sebagai musuh reformasi dan pelaku pelanggaran undang-undang (UU) yang harus ditertibkan di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, mengkritik keras sepak terjang Geng Solo.
“Geng Solo ini dikenal sering kangkangi UU. Contohnya pelanggaran UU yang disengaja untuk loloskan Gibran, itu adalah pelanggaran UU yang fatal,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (22/6/2025).
Menurut Muslim, manuver Geng Solo telah memengaruhi iklim politik dalam negeri secara luas. Salah satu dampaknya adalah munculnya desakan untuk memakzulkan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
“Pelanggaran UU ini sudah sangat beralasan kuat untuk makzulkan Gibran. Geng ini juga diduga kuat menyuburkan KKN, mereka adalah musuh reformasi dan pelanggar UU yang nyata,” tegas Muslim.
Istilah Geng Solo telah lama dikenal di kancah politik Indonesia, merujuk pada pendukung setia Jokowi di pemerintahan.
Pasca-Jokowi lengser, kelompok ini kembali ramai dibahas, terutama oleh kalangan aktivis.
Beberapa tokoh yang disebut masih berada di pemerintahan, seperti Budi Arie Setiadi, Budi Gunadi Sadikin, dan Sakti Wahyu Trenggono, dituding tetap menyebut Jokowi sebagai “bos” mereka, sebagaimana pernyataan mereka usai Idulfitri tahun ini.
Para pengkritik mendesak pemerintahan Prabowo untuk mengambil langkah tegas terhadap Geng Solo guna menegakkan supremasi hukum dan memperkuat agenda reformasi.