KORANBOGOR.com,JAKARTA-Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua konsep penting dalam memahami proses kemajuan manusia. Pertumbuhan (growth) mengacu pada peningkatan kuantitatif tubuh secara fisik,seperti tinggi dan berat,terutama pada masa kanak-kanak hingga remaja. Ini mendukung kemampuan dasar gerakan, namun tidak selalu mencakup peningkatan fungsi.
Di sisi lain,perkembangan (development) melibatkan perubahan kualitatif, yaitu peningkatan kapasitas fungsional tubuh serta kematangan aspek kognitif, sosial, dan emosional.
Perkembangan mencakup pencapaian tahapan tertentu sesuai usia, seperti keterampilan motorik, pemikiran logis,dan kemampuan sosial, yang membantu individu beradaptasi secara sosial dan emosional.
Kedua proses ini saling melengkapi dalam membentuk individu yang sehat dan
matang, memungkinkan orang tua, pendidik, dan tenaga medis memberikan dukungan yang tepat agar setiap individu mencapai potensi terbaiknya sesuai tahap perkembangan.
Masa pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah periode penting yang dimulai sejak dalam kandungan hingga masa kanak-kanak.Fase-fase ini mencakup tahapan perkembangan fisik, kognitif, emosional, dan sosial yang esensial dalam pembentukan karakter dan kemampuan seorang individu. Berikut adalah gambaran rinci mengenai fase-fase pertumbuhan dan perkembangan renatal dan anak-anak:
Pertama.Masa Sebelum Lahir (Prenatal Period). Periode prenatal adalah masa sejak konsepsi hingga kelahiran, di mana perkembangan fisik awal manusia terjadi.Fase ini terbagi menjadi tiga tahap: germinal, embrionik, dan fetal.
Kedua,Masa Bayi Baru Lahir (Newborn).Masa bayi baru lahir mencakup beberapa minggu pertama setelah kelahiran. Pada fase ini, bayi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar rahim.
Perubahan fisik penting terjadi, seperti kemampuan bernapas secara mandiri, penyesuaian suhu tubuh, dan mulai mengonsumsi nutrisi dari ASI atau susu formula.
Bayi baru lahir juga mulai menunjukkan refleks dasar seperti refleks menghisap dan menggenggam, yang menjadi dasar untuk perkembangan motorik dan sensorik lebih lanjut.
Ketiga, Masa Bayi (Babyhood). Fase bayi berlangsung dari sekitar usia satu bulan hingga dua tahun dan merupakan periode perkembangan motorik dan sensorik yang pesat. Pada fase ini, bayi mulai belajar mengendalikan gerakan tubuhnya, seperti tengkurap, merangkak,duduk, dan berjalan.
Selain itu, perkembangan sensorik juga meningkat; bayi mulai mengenali
suara, warna, dan tekstur di sekitarnya. Keterampilan motorik halus, seperti menggenggam mainan, juga mulai berkembang pada fase ini.
Keempat,Masa Balita (Toddlerhood). Masa balita berlangsung dari sekitar usia dua hingga tiga tahun, di mana eksplorasi lingkungan dan pengembangan keterampilan dasar menjadi fokus utama.
Pada fase ini, anak mulai menunjukkan kemandirian, misalnya dalam hal berjalan, berbicara, dan menunjukkan minat terhadap lingkungan sekitar.
Perkembangan bahasa mulai terlihat, di mana balita mulai mengucapkan kata-kata dan bahkan kalimat sederhana untuk berkomunikasi.
Kelima,Masa Kanak-kanak Awal (Early Childhood). Masa kanak-kanak awal
berlangsung dari usia tiga hingga sekitar enam tahun. Pada fase ini, perkembangan kognitif dan sosial mulai berkembang pesat.
Anak-anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih kompleks dan mulai memahami konsep-konsep dasar seperti angka, bentuk, dan warna.
Mereka juga mulai belajar bagaimana bekerja sama dengan teman sebaya, serta membangun keterampilan sosial melalui permainan kelompok.
Keenam,Masa Kanak-kanak Akhir (Later Childhood). Masa kanak-kanak akhir
berlangsung dari sekitar usia enam hingga dua belas tahun, di mana anak mulai mengembangkan keterampilan fisik, sosial, dan kognitif yang lebih kompleks.
Pada tahap ini, anak-anak mulai menunjukkan minat yang lebih besar pada aktivitas fisik seperti olahraga,serta pada kegiatan akademis di sekolah. Keterampilan kognitif seperti membaca, menulis,serta kemampuan berpikir logis dan analitis berkembang pesat.
Fase-Fase Pertumbuhan Remaja
Remaja adalah fase transisi dari masa anak-anak menuju dewasa, yang mencakup perubahan fisik, kognitif, perilaku, dan emosional penting. Fase ini dibagi menjadi tiga tahap utama: masa remaja awal (10-13 tahun) dengan perubahan fisik seperti pubertas; pertengahan masa remaja (14-17 tahun) di mana perkembangan emosi dan kemampuan berpikir kritis mulai terlihat; serta masa akhir remaja atau dewasa muda (18 tahun ke atas), di mana identitas diri lebih mantap dan individu mempersiapkan diri untuk memasuki kehidupan dewasa.
Dukungan yang sesuai dari keluarga dan lingkungan membantu remaja melewati setiap tahap ini dengan baik untuk mencapai kemandirian dan potensi optimal mereka.
Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Jean Piaget adalah seorang psikolog Swiss yang terkenal dengan teori perkembangan kognitifnya. Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak-anak adalah proses bertahap yang terjadi melalui interaksi aktif dengan lingkungan.
Piaget berpendapat bahwa anak-anak dilahirkan dengan”skemata sensorimotor “yaitu kerangka awal untuk berinteraksi dengan dunia sekitar mereka.
Skemata ini membentuk dasar bagi pengalaman awal anak, dan seiring
waktu, skemata ini berkembang dan berubah untuk mengakomodasi pengalaman-pengalaman baru. Menurut Piaget, ada empat tahap utama dalam perkembangan kognitif anak, yaitu:
Pertama, tahap sensorimotor adalah tahap pertama perkembangan kognitif yang berlangsung sejak lahir hingga usia dua tahun. Pada tahap ini, pemahaman anak tentang dunia terbatas pada pengalaman sensorik dan aktivitas motorik. Anak mulai membentuk hubungan antara tindakan fisik dan dampaknya terhadap lingkungan, seperti mengisap jari,menggenggam objek, dan melempar mainan.
Kedua, tahap praoperasional berlangsung dari usia dua hingga tujuh tahun. Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara simbolis, yang terlihat dari kemampuan mereka untuk bermain peran, menggambar, dan menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi.
Namun, pemikiran anak pada tahap ini masih egosentris, artinya mereka cenderung melihat dunia hanya dari sudut pandang mereka sendiri.
Ketiga,Tahap operasional konkret adalah tahap ketiga yang berlangsung dari usia tujuh hingga sebelas tahun. Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir logis mengenai objek-objek konkret yang dapat mereka lihat atau sentuh.Mereka mulai memahami konsep konservasi, yakni pemahaman bahwa benda atau jumlah tertentu tetap sama meskipun tampilannya berubah, seperti jumlah air yang tetap sama meski dituangkan ke dalam wadah berbeda.
Keempat,Tahap operasional formal adalah tahap terakhir dalam teori Piaget, yang dimulai sekitar usia sebelas tahun dan berlangsung hingga dewasa .
Pada tahap ini, anak-anak mulai mampu berpikir secara abstrak dan logis tentang konsep-konsep yang tidak mereka lihat atau sentuh secara langsung.
Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky: Perspektif Sosiokultural Teori perkembangan kognitif Lev Vygotsky, yang dikenal sebagai teori sosiokultural,menekankan bahwa perkembangan anak terjadi dalam konteks interaksi sosial yang dinamis.
Vygotsky,seorang psikolog Rusia,berpendapat bahwa perkembangan mental anak seperti ingatan,perhatian,dan penalaran dipengaruhi secara mendalam oleh lingkungan sosial dan budaya yang melingkupinya.
Menurut Vygotsky, perkembangan kognitif tidak hanya merupakan hasil proses internal individu,tetapi juga hasil interaksi yang kaya dengan orang lain , khususnya orang dewasa dan teman sebaya, dalam berbagai konteks budaya.
Berbeda dengan teori perkembangan kognitif Piaget, yang lebih menekankan proses internal dalam diri anak, teori Vygotsky menempatkan peran budaya dan lingkungan sosial sebagai faktor utama dalam perkembangan kognitif.
Vygotsky percaya bahwa setiap anak berkembang dalam “zona perkembangan proksimal” rentang antara kemampuan yang dimiliki seorang anak secara
mandiri dan kemampuan yang dapat dicapai dengan bantuan orang lain.
Oleh Fany Ramadhanty Abrar.UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan .Email: fanyramadhanty3@gmail.com