Aktivis Gerak98 Luncurkan Buku Hitam Prabowo Subianto Jelang Hari HAM Internasional

Harus Baca

Foto: Aktivis Gerak 98 meluncurkan buku jejak hitam Prabowo Subianto dalam berbagai kasus pelanggaran HAM diluncurkan di Jakarta, Minggu (10/12).

KORANBOGOR.com,JAKARTA-Aktivis Gerak 98 meluncurkan buku jejak hitam Prabowo Subianto dalam berbagai kasus pelanggaran HAM diluncurkan di Jakarta, Minggu (10/12).Peluncuran “Buku Hitam Prabowo Subianto” pada momen Hari HAM Internasional.

Menurut penulis Azwar Furgudyama mengatakan buku ini sebagai pengingat dan harapan agar kasus-kasus pelanggaran HAM, terkhusus yang melibatkan Prabowo tidak terulang kembali.

“Pelanggaran HAM adalah soal serius dalaml kehidupan berbangsa dan bernegara,karena bertalian dengan hak asasi warga untuk bisa hidup aman, terbebas dari berbagai bentuk kekerasan,intimidasi,represi,termasuk penculikan yang pernah menjadi bagian dari sejarah kelam reformasi 98,” ujar aktivis Gerak 98 itu.

Buku tersebut terdiri dari tujuh bab.Bagian awal buku ini mengulas penculikan aktivis, kerusuhan Mei 1998,dan bagaimana dugaan keterlibatan serta upaya Prabowo melakukan kudeta terhadap Presiden B.J Habibie serta jejak kelamnya di Timor Leste dan Papua.

Buku ini juga mengelaborasi mengapa Prabowo menjadi ancaman bagi masa depan demokrasi Indonesia dan apa yang sedang dipertaruhkan jika ia menjadi presiden.

Azwar mengatakan buku ini menjadi pengingat penting bahwa Prabowo yang kini menjadi salah satu calon presiden berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, memiliki jejak hitam dalam pelanggaran HAM.

“Kami tidak bisa mengabaikan jejak masa lalunya, untuk bisa lebih jelas menilai apakah ia layak untuk memimpin bangsa ini atau tidak.

Kami tidak boleh hanya terpukau dengan tampilan artifisial, seperti narasi gemoy, yang ramai belakangan dalam rangka merebut hati pemilih,” kata dia.

Menurutnya, momentum hari HAM internasional ini yang sejalan dengan proses kontestasi Pilpres 2024, yang tidak boleh memilih pemimpin yang salah.

Dia menuturkan rekam jejak sangat penting agar khalayak dapat mempertimbangkan lalu menentukan pilihannya secara sadar.

“Sebagai aktivis 98, kami dihadapkan oleh panggilan kesejarahan saat masa transisi (reformasi),dan membangun masa depan,yang tentu saja kami semua tidak ingin kembali ke masa Soeharto silam.

Dan ini penting diketahui oleh semua pihak serta tak lupa pula untuk turut mengawal penuntasan 12 kasus HAM berat lainnya,” tutur dia.

Dia menjelaskan keterlibatan Prabowo dalam kasus-kasus pelanggaran HAM, seperti penculikan aktivis, kerap dituding sebagai isapan jempol semata atau kaset rusak yang diputar menjelang pemilihan presiden.

Klaim semacam itu, kata dia, muncul oleh sebab belum adanya proses hukum untuk Prabowo, kendati bukti-bukti yang menunjukkan keterlibatannya amat jelas.

“Selain keputusan Dewan Kehormatan Perwira yang merekomendasikan pemberhentiannya, Tim Gabungan Pencari Fakta Kasus Mei 1998 juga mendesak agar ia dibawa ke Peradilan Militer.

Bahkan, yang sulit terbantahkan adalah pengakuan Prabowo sendiri bahwa ia memang menculik para aktivis,” katanya.


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Delegasi Penanggulangan Risiko Bencana Indonesia-Fiji-Australia Berkunjung ke Indonesia

KORANBOGOR.com,JAKARTA-Pemerintah Australia dan Indonesia bersama-sama menyelenggarakan kunjungan pejabat pemerintah Fiji dan delegasi spesialis penanggulangan bencana ke Jakarta dan Kupang...

Berita Terkait