KORANBOGOR.com,BANTEN-Sejumlah aktivis mahasiswa membedah Buku Hitam Prabowo Subianto: Sejarah Kelam Reformasi 98 pada Senin (11/12). Mereka membahas soal buku yang menceritakan jejak hitam Prabowo Subianto dalam berbagai kasus pelanggaran HAM diluncurkan di Jakarta.
Pegiat Pemilu dan Demokrasi,Hasnu Ibrahim,mengatakan buku ini relevan untuk didiskusikan karena sebentar lagi rakyat Indonesia akan memasuki Pemilu Presiden 2024.
“Rakyat Indonesia silakan melakukan pemeriksaan secara baik terhadap calon pemimpin bangsa Indonesia baik rekam jejak dan rekam karya,” jelas Hasnu dalam acara bedah buku di Serang,Banten.
Hasnu mengatakan menjelang Pemilu 2024, rakyat Indonesia harus sadar bahwa hak asasi manusia sama pentingnya dengan sepiring nasi yang dimakan sehari-hari.
“Kita sebagai rakyat harus sadar bahwa pemimpin terbaik untuk bangsa ini yaitu yang mengerti demokrasi dan partisipasi bukan yang melakukan pelanggaran HAM berat,” kata Hasnu.
Sementara itu,Direktur LIMA Indonesia Ray Rangkuti mengatakan publik harus menolak secara keras pelaku pelanggaran HAM berat masa lalu.
“Pemilu 2024, kita semua harus tegas menolak pelaku pelanggaran HAM berat dan menolak dinasti politik,karena tidak ada untungnya bagi rakyat Indonesa,” jelas Ray
Ray melanjutkan tujuan dinasti politik bukanlah untuk kepentingan rakyat, melainkan melestarikan kekuasaan untuk keluarga, anak, dan kolega.
“Selamatkan bangsa Indonesia dari pelaku pelanggaran HAM, oligarki politik, dan dinasti politik melalui pemilu 2024 mendatang,” jelas Ray Rangkuti.
Perlu diketuhui, kegiatan ini menghadirkan narasumber seperti akademisi politik,Ketua BEM FH Untirta,Pemerhati Hukum dan HAM,Pegiat Pemilu dan Demokrasi, dan aktivis milenial.
Peserta kegiatan berasal dari aktivis mahasiswa, organisasi kepemudaan, BEM, dan sejumlah simpul gerakan di Serang, Provinsi Banten.