KORANBOGOR,com,JAKARTA-Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Indonesia Maju,Dr.Anggawira mendukung kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan untuk membangun kekuatan industri dan kemandirian alustista.
Hasil Kerja ini akan dilanjutkan dan disempurkan oleh pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
“Saya rasa tidak beretika jika dalam debat Pak Anies selalu menyoroti hasil kinerja Pak Prabowo hingga memberi nilai 11 dari semua kinerjanya.
Sedangkan kalau kita melihat hasil survei terbaru Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN)memotret sebanyak 16,8% publik menilai Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai menteri yang paling konkret kerjanya saat ini di antara jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju lainnya.
Hal tersebut merupakan angka tertinggi dibandingkan semua kementerian,” ungkap Anggawira acara Talk Show REPNAS: Buka-bukaan soal Pertahanan di Sekretariat REPNAS Indonesia Maju,Jakarta Selatan, Kamis (11/01/2024)
Anggawira juga menyoroti absennya Anies dalam pamitan ke partai pengusung setelah menjadi Gubernur, dan menilai program-program yang diubah setelah kepemimpinan Sandiaga Uno.
“Saya juga memberikan nilai 11 kepada kinerja Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta, hal ini bisa dilihat dari catatan kegagalan terkait rumah DP 0% yang jauh dari target,” kata Anggawira.
Dalam kesempatan yang sama,Pengamat Politik,Zulfan Lindan,menekankan visi pertahan dan keamanan yang disampaikan oleh Ganjar itu keliru.
“Dalam membangun pertahanan yang harus diperkuat adalah darat,saya kira keliru yang diucapkan Ganjar yakni kekuatan marinir,meskipun kita negara maritim yang kita harus perkuat pertama adalah darat,
contoh ketika itu Prabowo menaruh pasukan di Natuna sehingga kita diajak negosiasi sama China,karena melihat kekuatan militer kita,” ujar Zulfan.
Sementara itu,TPN Ganjar-Mahfud,Michael Sianipar,menyatakan dukungan kepada siapapun yang terpilih,menyoroti Garda Samudera dan Indonesia menjadi pusat maritim dunia,dan pasangan Ganjar-Mahfud percaya bahwa pertahanan dan keamanan yang kuat mampu meningkatkan ekonomi  7% dari yang sebelumnya 5%.
Khairul Fahmi,Co-Founder ISESS,menolak dikotomi antara militer dan sipil, mendukung revitalisasi kekuatan ASEAN,dan menyoroti kemandirian alat utama sistem pertahanan (alustista) serta pentingnya pasar dalam pengembangan alustista.