ilustrasi
KORANBOGOR.com,BOGOR-Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggelar pertemuan untuk membahas langkah pencegahan agar Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak terulang.
Dedie menegaskan pentingnya memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Kesehatan Kota Bogor, untuk memastikan keamanan program tersebut.
“BPOM dan Dinas Kesehatan membahas langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. Kami ingin mekanisme koordinasi dengan pelaksana lebih kuat,” ujar Dedie.
Ia menambahkan bahwa program MBG merupakan inisiatif yang sangat baik dan disambut antusias oleh anak-anak, sehingga perlu dipastikan anak-anak dan orang tua tidak takut menerima program ini.
“Kami akan memperbaiki sistem ke depan, termasuk melibatkan Badan Gizi Nasional (BGN) dan pihak terkait lainnya yang di luar wewenang pemerintah daerah,” tambahnya.
Kepala Balai POM Bogor, Jeffeta Pradeko Putra, didampingi Kepala Balai Besar POM Bandung, I Made Bagus Gerametta, menyampaikan dukungan penuh terhadap program MBG.
Namun, Jeffeta menekankan perlunya perbaikan pada penyedia jasa, pengolahan makanan, transportasi, literasi, dan koordinasi untuk mencegah KLB. “Kami mendukung program pemerintah, tetapi aspek-aspek tersebut harus diperbaiki agar keamanan terjamin,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Jeffeta juga memaparkan profil BPOM Bogor, capaian kegiatan tahun 2024, serta rencana kerja tahun 2025.
Ia memperkenalkan sejumlah inovasi BPOM, seperti GROW BPOM, Punten Mangga, ToT Cepot, Pojok Literasi, Sister BPOM, dan Pintar UMKM.
Inovasi-inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik, memberdayakan masyarakat, memperkuat daya saing UMKM, serta memastikan keamanan obat dan makanan yang beredar.
Dedie menyampaikan apresiasi atas dukungan BPOM dan berharap kerja sama ini dapat terus memperkuat keamanan dan keberlanjutan program MBG di Kota Bogor.