KORANBOGOR.com,JAKARTA-Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan komitmen serius untuk menangani kendaraan over dimension over loading (ODOL) guna meningkatkan keselamatan transportasi jalan nasional.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Sarana dan Keselamatan Transportasi Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Yusuf Nugroho, pada Minggu (6/7).
Yusuf menjelaskan bahwa penanganan ODOL telah menjadi perhatian sejak lahirnya Undang-Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009. Namun, ia mengakui implementasi di lapangan masih belum optimal.
Tingginya angka kecelakaan lalu lintas akibat angkutan barang yang kelebihan muatan menjadi bukti tantangan tersebut.Data Kemenhub menunjukkan adanya tren penurunan kecelakaan.
Pada Maret 2024, tercatat 1.607 kasus kecelakaan, yang turun menjadi 1.400 kasus pada April 2024. Tren serupa terjadi pada Maret 2025 dengan 1.823 kasus, menurun 22,38% menjadi 1.415 kasus pada April 2025.
Penurunan ini merupakan hasil dari langkah strategis pemerintah,seperti pembatasan operasional angkutan barang pada momen tertentu.Yusuf menyatakan optimismenya bahwa penanganan ODOL yang lebih terintegrasi dapat meningkatkan keselamatan jalan dan memberikan perlindungan menyeluruh bagi seluruh pelaku sistem angkutan barang nasional.
“Harapannya, penanganan lebih dimensi dan lebih muatan dapat mendorong peningkatan nilai keselamatan di jalan,” ujarnya.
Ia menambahkan,fokus penanganan tidak hanya pada kendaraan,tetapi juga pada seluruh aspek dalam sistem pengelolaan angkutan barang.
Dengan demikian,pemerintah berupaya menciptakan ekosistem transportasi yang lebih aman dan terlindungi bagi semua pengguna jalan.