Dirut Pertamina : Blok Masela Beroperasi Tahun 2029

Harus Baca

KORANBOGOR.com,JAKARTA-Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan proyek kilang gas alam cair (LNG) Abadi Blok Masela, Maluku, akan beroperasi pada 2029. 

Adapun skema pengoperasian blok tersebut kombinasi antara offshore atau di laut lepas dan onshore atau pekerjaan di daratan hingga daerah garis pantai untuk eksplorasi minyak dan gas bumi.

Ia menerangkan untuk pengerjaan offshore Blok Masela akan dilakukan kegiatan floating production, storage, dan offloading system (FPSO) dan membangun kilang LNG di onshore. 

di Daerah Selain itu proyek tersebut akan menggunakan teknologi penangkap karbon dioksida untuk dilepas ke atmosfer atau carbon capture, utilization, and storage (CCUS). “Nanti CCUS itu di onshore.

Aspirasi dari pemerintah proyek ini bisa dipercepat penyelesaian ke 2029,” kata Nicke dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, di Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (30/8).

“Dengan kombinasi offshore dan onshore ini kami meyakini menjadi cara yang paling cepat, dan efektif yang bisa kami akomodasi dari aspirasi yang ada,” tambahnya.

Pada Juli lalu, Pertamina bersama Petroliam Nasional Berhad atau (Petronas) resmi mengakuisisi 35% hak partisipasi atau participating interest (PI) 35% saham Blok Masela dari tangan Shell Upstream Overseas Services Ltd. Nicke menerangkan pihaknya bersama pemegang saham terbesar Blok Masela yakni Inpex Masela Ltd tengah memfinalisasi revisi rencana pengembangan (PoD) Blok Masela. “Kami di konsorsium sedang finalisasi revisi PoD yang sudah memasukkan CCUS dan lainnya, beserta budget proyek.

Terakhir di Inpex akan mulai beroperasi di 2032, pemerintah minta dipercepat,” ujarnya.

Untuk porsi pendanaan proyek Blok Masela, l Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan Petronas menggelontorkan US$650 juta atau setara 9,75 triliun.

Dengan pembagian Pertamina mengucurkan US$371,8 juta atau setara Rp5,58 triliun dan sisanya ditanggung Petronas.

“Untuk komposisi melalui PT PHE punya saham 20%, sementara Petronas itu 15%,” tutup Nicke

(Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pertimbangan PBVSI : Final Proliga 2025 Tak Akan Pakai Indonesia Arena

KORANBOGOR.com,JAKARTA-Grand final Proliga 2025 dipastikan tak menggunakan Indonesia Arena Gelora Bung Karno (GBK) seperti halnya pada musim 2024. Kompetisi bola...

Berita Terkait